IBLIS yang dilaknat Allah SWT terpaksa bertamu kepada Nabi Muhammad SAW untuk mendedahkan semua rahsia yang dikehendaki baginda.
Jika ada yang ketinggalan, sila rujuk entry lepas seperti di bawah:- Part 1 - Iblis kunjungi Rasulullah
- Part 2 - Iblis gentar
- Part 3 - 70,000 anak bantu iblis
- Part 4 - Pendusta sahabat iblis
Berikut adalah bahagian akhir jawapan makhluk laknat kepada setiap soalan baginda Rasulullah SAW.
Nabi Muhammad SAW bertanya kepada iblis berapa yang dimintanya daripada Allah SWT. Iblis menjawab 10 perkara lantas baginda bertanyakan apakah perkara berkenaan.
Makhluk laknat itu menjawab: “Aku minta agar Allah SWT membiarkanku berbagi dalam harta dan anak manusia, Dia mengizinkan.”
Dalam surah Al-Israa' [QS - 17:61] diriwayatkan, ketika Allah SWT berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu semua kepada Adam", lalu mereka sujud kecuali iblis. Dia berkata: "Apakah aku akan sujud kepada orang yang Engkau ciptakan dari tanah?"
[17:62] Dia (iblis) berkata: "Terangkanlah kepadaku inikah orangnya yang Engkau muliakan atas diriku? Sesungguhnya jika Engkau memberi tangguh kepadaku sampai hari kiamat, niscaya benar-benar akan aku sesatkan keturunannya, kecuali sebahagian kecil."
[17:63] Tuhan berfirman: "Pergilah, barang siapa di antara mereka yang mengikuti kamu, maka sesungguhnya neraka Jahanam adalah balasanmu semua, sebagai suatu pembalasan yang cukup.
Allah SWT berfirman, “Berbagilah dengan manusia dalam harta dan anak dan janji mereka tidaklah janji syaitan kecuali tipu daya.” (Surah Al-Israa', ayat 64).
“Harta yang tidak dizakatkan, aku makan darinya. Aku juga makan dari makanan haram dan yang bercampur dengan riba. Aku juga makan dari makanan yang tidak dibacakan nama Allah SWT.”
“Aku minta supaya Allah SWT membiarkan aku ikut bersama dengan orang yang berhubungan dengan isterinya tanpa berlindung dengan-Nya maka syaitan ikut bersamanya dan anak yang dilahirkan akan sangat patuh kepada syaitan.”
“Aku minta supaya boleh ikut bersama dengan orang yang menaiki kenderaan bukan untuk tujuan yang halal.”
“Aku minta supaya Allah SWT menjadikan kamar mandi sebagai rumahku, pasar sebagai masjidku, syair sebagai Quranku, pemabuk sebagai teman tidurku dan memberikan aku saudara maka Allah SWT jadikan orang yang membelanjakan hartanya untuk maksiat sebagai saudaraku,” terang Iblis kepada Nabi Muhammad SAW.
Allah SWT berfirman: “Orang-orang boros adalah saudara-saudara syaitan.” (Surah Al-Israa' [017], ayat 27).
Iblis kemudiannya berkata: “Wahai Muhammad, aku minta supaya Allah SWT membuatku boleh melihat manusia sementara mereka tidak boleh melihatku.”
“Dan aku minta supaya Allah SWT memberiku kemampuan untuk mengalir dalam aliran darah manusia.” katanya. Permintaan Iblis itu diperkenankan Allah SWT yang menjawab: “Silakan.” Iblis memaklumkan dia bangga dengan hal itu kerana sehingga hari kiamat, sebahagian besar manusia bersamanya di hari penentuan berkenaan.
Iblis lalu terus berkata: “Wahai Muhammad, aku tidak boleh menyesatkan orang sedikit pun. Aku hanya boleh membisikkan dan menggoda.”
“Jika aku boleh menyesatkan, tidak akan tersisa seorang pun yang beriman. Sebagaimana dirimu, kamu tidak boleh memberi hidayah sedikit pun.”
“Engkau hanya rasul yang menyampaikan amanah. Jika kau boleh memberi hidayah, tidak akan ada seorang kafir pun di muka bumi ini. Kau hanya boleh menjadi penyebab untuk orang yang telah ditentukan sengsara.”
“Orang yang bahagia adalah orang yang sudah ditulis bahagia sejak di perut ibunya dan orang yang sengsara adalah orang yang sudah ditulis sengsara sejak dalam kandungan ibunya,” katanya.
Rasulullah SAW lalu membaca ayat yang bermaksud: “Mereka akan terus berselisih kecuali orang yang dirahmati oleh Allah SWT.” Sebagaimana firman Allah SWT dalam Surah Hud, ayat 118 - 119, yang bermaksud, "Jika Tuhanmu menghendaki, tentu Dia menjadikan manusia umat yang satu, tetapi mereka senantiasa berselisih pendapat. Kecuali orang-orang yang diberi rahmat oleh Tuhanmu. Dan untuk itulah Allah menciptakan mereka. Kalimat Tuhanmu (keputusan-Nya) telah ditetapkan: sesungguhnya Aku akan memenuhi Neraka Jahanam dengan jin dan manusia (yang durhaka) semuanya."
Baginda juga membaca ayat bermaksud: “Tidak ada suatu keberatan pun atas Nabi tentang apa yang telah ditetapkan Allah baginya. (Allah telah menetapkan yang demikian) sebagai sunnah-Nya pada nabi-nabi yang telah berlalu dahulu. Sesungguhnya ketentuan Allah SWT pasti berlaku.” (Surah Al-Ahzab [33], ayat 38).
Iblis lalu berkata: “Wahai Rasul Allah, takdir sudah ditentukan dan pena takdir sudah kering. Maha suci Allah yang menjadikanmu pemimpin para nabi dan rasul, pemimpin penduduk syurga dan yang sudah menjadikan aku pemimpin makhluk celaka serta penduduk neraka.”
“Aku si celaka yang terusir. Ini yang terakhir yang ingin aku sampaikan kepadamu dan aku tidak berbohong," luah iblis laknat.
Sumber : HMetro 2009/04/26
Tiada ulasan:
Catat Ulasan
Kongsikan komen anda di sini...