“YA ALLAH, AKU BERLiNÐUNG KEPAÐAMU ÐARiPAÐA PERASAAN SEÐiH ÐAN ÐUKACiTA, AKU BERLINÐUNG KEPAÐAMU ÐARiPAÐA LEMAH ÐAN MALAS, AKU BERLiNÐUNG KEPAÐAMU ÐARiPAÐA BAHKiL ÐAN PENAKUT ÐAN AKU BERLiNÐUNG KEPAÐAMU ÐARiPAÐA BEBAN HUTANG ÐAN TEKANAN PERASAAN.”


“YA ALLAH, BUKAKANLAH UNTUKKU PiNTU-PiNTU KEBAiKAN, PiNTU-PiNTU KESELAMATAN, PiNTU-PiNTU KESiHATAN, PiNTU-PiNTU KENiKMATAN, PiNTU-PiNTU KEBERKATAN, PiNTU-PiNTU KEKUATAN, PiNTU-PiNTU CiNTA SEJATi, PiNTU-PiNTU KASiH SAYANG, PiNTU-PiNTU REZEKi, PiNTU-PiNTU iLMU, PiNTU-PiNTU KEAMPUNAN ÐAN PiNTU-PiNTU SYURGA, YA ALLAH YANG MAHA PENGASiH LAGi MAHA PENYAYANG.”


Rabu, Februari 20, 2008

Zat besi optimalkan perkembangan otak

Siapa tidak kepinginkan anak yang cerdas dan bijak? Kecerdasan, selain daripada ‘diwarisi’ secara genetik, ia juga boleh ‘diperolehi’ dengan penyerapan nutrisi yang baik, dan salah satu zat penting yang selalu diabaikan adalah zat besi.

Perkembangan otak sejak dari kandungan hingga remaja

Dahulu, pembentukan otak dianggap telah selesai ketika bayi dalam kandungan. Ternyata beberapa bahagian otak masih tetap terbentuk setelah kelahiran misalnya bahagian otak yang penting untuk daya ingat dan hubungan antara tempat dan kejadian, serta bahagian yang penting untuk perencanaan dan pengambilan keputusan.

Otak mengandung milyaran sel saraf. Sel serabut saraf yang telah terbentuk ini harus saling berhubungan satu sama lain agar dapat berfungsi baik. Proses ini disebut sinaptogenesis. Rangsangan yang baik pada anak akan menghasilkan proses sinaptogenesis yang optimal.

Perkembangan otak tidak terlepas dari pembentukan mielin. Mielinasi atau pembentukan selubung saraf terjadi pada kehamilan trimester ke tiga hingga 2 tahun setelah kelahiran. Proses ini penting untuk menyempurnakan kerja otak. Mielin terdiri dari berbagai zat yang mengandung banyak lemak. Berbagai jenis lemak sangat diperlukan sebagai bahan pembentuk selubung saraf. Mielin juga mengandung protein. Yang tak kalah penting, mielin memerlukan zat besi untuk pembentukannya.

Untuk apa mielin? Otak berisi kumpulan saraf yang kerjanya berdasarkan aliran impuls dari saraf yang satu ke yang lain. Tanpa mielin, aliran impuls tersebut tak akan berjalan optimal. Ibarat suatu arus berhantaran listrik, mielin adalah lapisan pengaman yang memastikan arus mengalir dengan baik.

Benarkah nutrisi berperan?

Gangguan gizi saat anak dalam kandungan ataupun sudah lahir boleh menyebabkan perubahan bentuk dan fungsi otak. Jika ibu kekurangan gizi pada kehamilan trimester satu, sel saraf janin bisa berkurang, sedangkan bila kekurangan terjadi pada trimester ketiga, kematangan sel sarafnya yang terganggu.

Bila anak pernah kekurangan nutrisi, ketika sekolah ia menunjukkan gangguan fungsi motorik kasar, motorik halus, kecerdasan, perilaku, dan interaksi sosial. Konsentrasi anak menjadi berkurang, anak kurang gembira, dan terjadi perubahan hormonal yang nantinya juga akan mempengaruhi kecerdasannya.

Ramai para pengkaji memfokuskan hasil kajian mereka pada jenis nutrisi yang diduga paling penting untuk otak, salah satu yang banyak diteliti adalah zat besi:

  1. Zat besi adalah unsur penting dalam produksi dan pemeliharaan mielin serta mempengaruhi aktivitas saraf.
  2. Zat besi membantu kerja enzim yang penting untuk perangsangan saraf.
  3. Zat besi ditemukan dalam otak secara tidak merata, sesuai dengan kebutuhan masing-masing bagian otak tersebut.

Apa yang terjadi jika anak kekurangan zat besi?

1. Proses mielinasi terganggu

Fungsi pendengaran ditemukan menurun pada haiwan penelitian yang sengaja dibuat kekurangan zat besi. Anak yang mengalami kekurangan zat besi saat usia 6 bulan menunjukkan gangguan kecepatan hantar saraf dari pendengaran karena kurang sempurnanya mielinasi. Efek ini menetap hingga anak berusia 2-4 tahun walau sudah diubati.

Mielinasi saraf penglihatan berlanjut sampai anak berusia 2 tahun. Jika anak pernah alami kekurangan zat besi, saat usia 3-5 tahun respon penglihatannya menjadi lebih lambat.

2. Pembentukan zat kimia penunjang kerja otak (neurotransmitter) terhambat

Sel saraf diatur oleh zat kimia disebut neurotransmiter dan kekurangan zat besi akan melambatkan produksinya. Misalnya, zat besi turut berperan dalam pembentukan neurotransmiter dopamine. Anak yang kekurangan dopamine akan memperlihatkan perilaku hiperaktif.

3. Berkurangnya kemampuan belajar dan kecerdasan

Anak yang pernah kekurangan zat besi menunjukkan skor motorik dan IQ lebih rendah pada usia 11-14 tahun. Kekurangan zat besi pada usia sekolah juga menyebabkan sulit konsentrasi dan gangguan kecerdasan terutama untuk pelajaran matematika. Suatu penelitian di Indonesia menunjukkan anak sekolah yang kadar hemoglobinnya kurang dari 11 g/dl (anemia akibat kekurangan zat besi) lalu diubati selama tiga bulan, terjadi perbaikan kemampuan belajar tetapi tetap saja lebih rendah daripada anak normal.

Kekurangan zat besi pada anak juga dapat menyebabkan penurunan nilai ujian psikologi, ujian konsentrasi, mengurangi kemampuan belajar konsep, dan menurunkan daya ingat.

4. Menyebabkan anemia dan segala efeknya.

Zat besi penting untuk pembentukan sel darah merah, sehingga kekurangan zat ini bisa menimbulkan anemia atau penyakit kurang darah. Sel darah merah punya tugas mengantarkan oksigen ke seluruh tubuh. Jika terjadi kekurangan, anak akan kekurangan oksigen secara kronis. Akibat anemia ditambah efek kekurangan zat besi yang lain, anak bisa alami berbagai penyakit.

Sinaptogenesis
  1. Sinaptogenesis berjalan sejak lahir, sebagian besar selesai usia 2-3 tahun, sebagian kecilnya berlanjut hingga remaja.
  2. Sinaptogenesis untuk fungsi penglihatan dan pendengaran: maksimal usia 3 bulan, selesai usia 5 tahun.
  3. Sinaptogenesis untuk fungsi bicara: maksimal usia 9 bulan dan selesai usia 5 tahun.
  4. Sinaptogenesis untuk fungsi kecerdasan terus berkembang hingga remaja.

IQ rendah, kerana kekurangan zat besi?

Benarkah seorang kanak-kanak terutama anak gadis yang kekurangan zat besi boleh menyebabkannya memiliki IQ yang rendah? Inilah yang diselidik oleh beberapa pakar di King Collage, London. Dan dalam penyelidikan itu, mereka mendapati bahawa ada hubungan kadar hemoglobin darah dengan peningkatan mental. Hemoglobin menrupakan protein yang terdapat dalam sel-sel darah merah yang memainkan peranan penting dalam membawa oksigen ke seluruh jaringan tubuh. Manakala zat besi pula merupakan komponen esensial daripada hemoglobin. Ekoran daripada inilah mereka mendapati gadis-gadis yang menderita kekurangan zat besi berkemungkinan memiliki IQ rendah.

Tanpa persediaan zat besi yang cukup dalam diet akan menyebabkan tubuh tidak mampu memproduksi sel-sel darah merah dalam jumlah yang secukupnya. Dalam kes yang serius, perkara ini boleh menyebabkan anemia. Gejala anemia antara lain adalah kelemahan keseluruhan tubuh, lesu, kerapuhan kuku, pucat dan kehilangan selera makan.

Kajian tersebut difokuskan pada para gadis berusia 11 hingga 18 tahun, murid dari tiga sekolah di London Utara. Sebanyak 152 gadis remaja memberikan contoh darah dan informasi mengenai diet.

Mereka jua mengikuti ujian peningkatan mental yang secara teknik dikenali sebagai fungsi kognitif. Hasil kajian itu mendapati bahawa gadis-gadis yang kekurangan zat besi, menderita anemia dan memiliki IQ rendah. Faktor-faktor lain seperti pusingan haid, cara mereka bersosial dan cara makan mereka juga turut diambil kira ketika ujian tersebut dibuat.

Hasil kerja para penyelidik ini yang diketuai oleh Dr Michael Nelson dan diterbitkan dalam catatan the Nutrition Society, menyebut, “kami membuat kesimpulan bahawa diet dan status zat besi memainkan peranan penting dalam pembentukan fungsi kognitif. Perbezaan dalam fungsi kognitif ini memiliki konsekuensi penting yang berhubung kait dengan kemampuan dan pencapaian akademik.”

Dr Nelson turut mengatakan, mungkin kadar hemoglobin yang rendah ada hubungan dengan kekurangan persediaan oksigen ke otak. Ini bermakna otak tidak dapat berfungsi secara efektif. Bagaimanapun, sejumlah enzim yang mengendalikan isyarat transmisi dalam otak juga bergantung pada zat besi, agar ia dapat berfungsi mengan baik.

Orang-orang yang menderita kekurangan zat besi harus mengamalkan makanan yang mengandungi banyak sayuran berdaun hijau, daging tidak berlemak, kekacang dan buah-buahan kering. Mereka juga harus mengambil makanan sumber vitamin C, yang terdapat dalam setiap makanan untuk menambah penyerapan zat besi.

Tidak terlambat untuk berubat

Jika anak sudah didiagnosis kekurangan zat besi, tak ada kata terlambat untuk berubat:
  • Pemberian zat besi secara suntikan selama 5 hingga 10 hari untuk bayi yang anemia akibat kekurangan zat besi dapat memperbaiki kemampuan anak. Perbaikan terlihat berupa peningkatan IQ, perbaikan perilaku, dan konsentrasi anak.
  • Efek jangka panjang pada anak yang mendapat pengubatan lebih baik daripada yang tidak diubati.

Giat cegah kekurangan zat besi
  1. Perhatikan pengambilan zat besi sejak ibu hamil atau merencanakan kehamilan. Ingatlah bahawa perkembangan otak anak sudah dimulai sejak masih berbentuk janin.
  2. Persediaan zat besi pada bayi baru lahir pun ditentukan saat kehamilan ibu.
  3. Pastikan diet anak mengandung zat besi dengan memperhatikan masa-masa tumbuh kembangnya dan tingkatkan pengetahuan ibu tentang makanan yang kaya akan zat besi.
  4. Pilihlah sereal atau susu formula yang diperkaya zat besi.

Lakukan ujian mengenal-pasti anemia kekurangan zat besi pada bayi, misalnya memeriksa kadar hemoglobin bayi ketika bayi berusia 9 bulan. Jika kadarnya kurang dari 11 mg/dl, diperlukan terapi zat besi selama tiga bulan. (sila rujuk doktor/hospital berdekatan).


0 KOMEN:

Catat Ulasan

Kongsikan komen anda di sini...

Related Posts with Thumbnails